Daftar Buku-Buku Karya Soe Hok Gie, Rekomendasi Bacaan Bagi Mahasiswa

Daftar Buku-Buku Karya Soe Hok Gie

Projusticia.id - Soe Hok Gie dikenal di kalangan aktivis mahasiswa generasi orde lama, orde baru, hingga generasi Z. Nama Soe Hok Gie selalu disebut dalam gelaran perkaderan banyak organisasi mahasiswa termasuk salah satunya organisasi mahasiswa pencinta alam.

Itu karena buah pikir Gie terbilang masih relevan hingga kini. Katakanlah pemikiran Gie soal orang-orang hiprokrit atau soal mahasiswa yang bermental sok kuasa atau soal guru bukan dewa dan murid bukan kerbau. Meskipun pemikiran-pemikiran kritis itu dicetuskan di tahun 60an, nyatanya masih sangat relevan di masa sekarang tahun 2024. Lantaran semua pemikiran Gie terdokumentasikan dengan baik dalam buku, lantaran Gie menulis, lantaran Gie berpikir.

Buku-buku karya Soe Hok Gie selalu dicari karena selain berisi kritik, juga menceritakan sejarah situasi politik masa orde baru tahun 60an. Buku-buku Gie selalu berdiri gagah di rak sejarah atau sosial politik atau filsafat di banyak toko buku. Barangkali sudah belasan ribu publikasi naskah jurnal yang menjadikan buku-buku karya Gie sebagai referensi atau sitasi.

Buku-Buku Soe Hok Gie antara lain: Catatan Seorang Demonstran, Di Bawah Lentera Merah, Zaman Peralihan, dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan. Kesemua buku ini menceritakan fakta sejarah yang kadang-kadang dibumbui romantisme yang bikin pembaca gregetan tak berkesudahan.


Catatan Seorang Demonstran

Catatan Seorang Demonstran

"Catatan Seorang Demonstran" adalah sebuah karya yang menyajikan catatan harian Soe Hok Gie (SHG), seorang pemuda idealis yang terkenal dengan kritik-kritiknya yang tajam terhadap kondisi sosial-politik di Indonesia. Buku ini tidak hanya mencerminkan pandangan pribadi Gie, tetapi juga menjadi cermin bagi para pembacanya untuk melihat kembali sejarah dan kondisi masyarakat pada masanya.

Pada bagian pertama, pembaca diperkenalkan dengan sosok SHG melalui sudut pandang orang-orang terdekatnya, seperti Harsja W. Bachtiar, seorang akademisi, dan Arief Budiman, abang kandung SHG. Di sini, Gie digambarkan sebagai seorang intelektual yang sering kali merasa kesepian dalam perjuangannya. ...baca selengkapnya.


Di Bawah Lentera Merah

Di Bawah Lentera Merah

"Di Bawah Lentera Merah" adalah buku yang merupakan adaptasi dari skripsi yang ditulis oleh Soe Hok Gie, seorang aktivis mahasiswa yang juga seorang sejarawan. Karya ini berfungsi sebagai cerminan dari usaha akademis Gie dalam menempuh ujian sarjana muda di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Sebagai hasil dari penelitian yang teliti dan metodologis, buku ini sarat akan pendekatan ilmiah, seperti yang diharapkan dari sebuah karya ilmiah mahasiswa.

Buku ini diawali dengan ucapan terima kasih dari Gie kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penulisan skripsinya. Ini memberikan sentuhan personal dan memperlihatkan penghargaan Gie terhadap kontribusi orang lain dalam pencapaian akademisnya. Bagian pendahuluan buku memperkenalkan fenomena yang menjadi fokus penelitian Gie, yaitu perkembangan komunisme di Indonesia sebelum tahun 1926. Salah satu aspek utama yang dikaji Gie adalah pemberontakan tahun 1926, serta latar belakang munculnya gerakan komunisme di Indonesia, yang ditelusuri mulai dari perkembangan kaum “Marxis” di Indonesia. ...baca selengkapnya.


Zaman Peralihan

Zaman Peralihan

Buku Zaman Peralihan karya Soe Hok Gie memang memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi mahasiswa dan intelektual muda yang ingin memahami peran mereka dalam masyarakat. Soe Hok Gie, dengan gaya penulisannya yang jujur, lugas, dan kadang sinis, berhasil menyajikan esai-esai yang tak hanya menggambarkan situasi politik dan sosial pada masa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, tetapi juga memberikan kritik tajam terhadap pemerintahan dan rekan-rekannya sesama aktivis.

Soe Hok Gie dalam buku ini tidak hanya mengkritik PKI, yang ia sudah antipati bahkan sebelum peristiwa Gestapu, tetapi juga berani mengangkat masalah pembantaian di Bali yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru. Dalam esai yang berjudul Di Sekitar Peristiwa Pembunuhan Besar-Besaran di Pulau Bali, Gie menulis dengan keberanian yang luar biasa, mengkritik tindakan pemerintah yang membantai mereka yang dituduh PKI tanpa proses pengadilan. Esai ini menunjukkan bagaimana seorang mahasiswa seharusnya bersikap atas nama kemanusiaan, meskipun harus berhadapan dengan kekuatan besar. ...baca selengkapnya.


Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan

Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan

Buku ini bercerita tentang latar belakang terjadinya pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, serta mengulas para tokoh-tokoh pergerakan nasional, khususnya mereka yang terkait dengan perkembangan komunisme di Indonesia. Soe Hok Gie memaparkan bagaimana perkembangan teknologi di Indonesia pada awal tahun 1900-an, yang diadopsi oleh pemerintah kolonial, telah memicu pemikiran kritis di kalangan pemuda Indonesia. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, serta pesantren-pesantren yang tersebar di berbagai daerah, turut berperan dalam meningkatkan intelektualitas dan kepedulian sosial serta politik para pemuda pada masa itu.

Tokoh-tokoh revolusioner seperti Mas Marco Kartodikromo, Tjipto Mangoenkoesoemo, Haji Misbach, Alimin, dan Musso, yang digambarkan dalam buku ini, memberikan kontribusi besar dalam menyalakan semangat pergerakan bangsa. Penulis juga menjelaskan peran tokoh-tokoh PKI seperti Alimin dan Sardjono dalam politik Indonesia setelah pemberontakan 1926, serta pengaruh Tan Malaka dalam pergerakan revolusioner. ...baca selengkapnya.


Membaca buku-buku karya Soe Hok Gie seolah membawa kita kembali ke masa-masa penting dalam sejarah Indonesia, di mana pergulatan ideologi dan perjuangan hak asasi manusia sangat kuat terasa. Setiap buku yang ditulis oleh Gie tidak hanya sekadar dokumentasi sejarah, tetapi juga menjadi refleksi dari kegelisahan seorang intelektual muda terhadap keadaan masyarakat pada masanya. Dengan gaya penulisan yang jujur dan penuh keberanian, Gie berhasil menyuarakan kritik-kritik tajam yang masih relevan hingga hari ini.

Karya-karya Gie seperti "Catatan Seorang Demonstran", "Di Bawah Lentera Merah", "Zaman Peralihan", dan "Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan" menawarkan lebih dari sekadar bacaan. Mereka adalah sumber pengetahuan yang berharga bagi siapa saja yang ingin memahami dinamika sosial-politik Indonesia pada masa lalu, serta pelajaran berharga bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan masa kini. Melalui tulisannya, Gie mengajak kita semua untuk tetap kritis, mempertahankan idealisme, dan tidak pernah takut menyuarakan kebenaran.

Soe Hok Gie telah meninggalkan warisan intelektual yang tak ternilai melalui buku-bukunya. Semoga, kita sebagai pembaca dapat mengambil hikmah dan inspirasi dari setiap kata yang ia tuliskan, serta terus melanjutkan semangat perjuangannya dalam menghadapi ketidakadilan dan kebobrokan yang ada di sekitar kita. Karya-karya Gie akan selalu hidup dalam hati mereka yang berani berpikir dan bertindak demi kebenaran.

Posting Komentar

Jangan tinggalkan apapun, kecuali jejak.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak