Kepulauan Mentawai, dengan keindahan alamnya yang memesona, menjadi tempat tinggal bagi banyak komunitas yang bergantung pada sumber daya alam, terutama air. Namun, ancaman krisis air bersih di Kepulauan Mentawai menjadi perhatian serius di tengah kondisi geografis yang rawan seperti kemarau panjang atau fenomena El-Nino yang melanda pada tahun 2023. Di desa-desa seperti Sinaka dan Koritbuah, penduduk menghadapi tantangan berat untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka, yang juga berdampak pada kesehatan dan kebersihan.
Kekeringan yang berkepanjangan mengakibatkan sumur-sumur kering, sungai-sungai berhenti mengalir dengan lancar, dan air hujan menjadi satu-satunya harapan bagi masyarakat. Meskipun beberapa upaya telah dilakukan, seperti memasang instalasi penampung air hujan, tantangan tetap besar terutama saat musim kemarau panjang. Krisis air ini juga tidak hanya terjadi di satu pulau, tetapi menyebar ke seluruh Kepulauan Mentawai, termasuk pulau-pulau seperti Sipora, yang juga mengalami kesulitan serupa.
Pengelolaan lingkungan yang buruk dan praktik perusakan hutan oleh perusahaan-perusahaan kayu telah memperburuk kondisi sumber air. Izin-izin yang dikeluarkan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan telah menyebabkan kekeringan yang semakin parah. Bahkan, pengeluaran biaya untuk membeli air bersih dari penjual air menjadi beban ekonomi tambahan bagi masyarakat yang sudah hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Dalam menghadapi tantangan ini, langkah-langkah konkret perlu segera diambil. Pemerintah setempat harus bekerja sama dengan masyarakat adat dan para ahli lingkungan untuk mengembangkan kebijakan dan program yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan sumber air. Pengelolaan hutan yang lebih berkelanjutan, pemantauan ketat terhadap izin-izin industri yang berpotensi merusak lingkungan, dan alokasi anggaran yang tepat untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi langkah-langkah kunci yang harus diambil.
Selain itu, perlu adanya inovasi teknis seperti pembuatan sumur resapan, penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan air, dan pengembangan infrastruktur yang mendukung pengelolaan air bersih. Pendidikan dan kesadaran lingkungan juga penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga sumber air dan lingkungan alam sekitar.
Krisis air bersih di Kepulauan Mentawai bukan hanya masalah lokal, tetapi juga merupakan bagian dari tantangan global dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci untuk menemukan solusi yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, krisis air bersih di Mentawai dapat diatasi, dan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat dapat terjamin untuk masa depan yang lebih baik.